Rabu, 11 Agustus 2010

Sebuah nasihat akan individualisme

Suatu hari, sekitar 4-5 bulan yang lalu, saya bertemu dengan salah seorang yang sangat saya hormati. Ya, saya hormati beliau karena beliau sepertinya menghargai para tamunya, bervisi ke depan, dan sangat bersahaja. Okay, sosok ideal seseorang untuk mendidik anak-anak mereka.

Kami kemudian berbincang akan satu hal mengenai mimpi-mimpi masa depan. Bahwa semua hal harus dikembalikan kepada ALLOH swt. Sebuah nasihat yang kadang saya abaikan dalam hidup ini. Saya akui, memang kadang hidup bisa menjadi sangat materialis, sehingga melupakan adanya Illah tempat seluruh manusia akan kembali.

Dan kemudian, masuklah kami dalam topik “apakah mimpi-mimpi saya”? Sebuah topik yang sangat menarik perhatian – setidaknya buat saya yang senang membicarakan apa mimpi kita ke depan dan bagaimana cara berkolaborasi untuk meraihnya.

Nah, ada sebuah quote yang saya sangat ingat betul – karena nasihat itu ternyata betul-betul mempengaruhi kehidupan saya – setidaknya cara pandang saya mengenai seorang yang – awalnya – sangat saya hormati.

“Kalo kamu punya mimpi. Simpan dalam-dalam di hatimu. Jangan sampai orang lain tahu. Karena siapa tau orang itu berniat buruk sama kamu sehingga kamu tidak mencapai tujuanmu itu. Biar ALLOH sajalah yang tahu dan biar dia yang mengabulkannya.”

Hmm. Hati kecil saya waktu itu berteriak, ya, berteriak sejadi-jadinya. Saya meyakini bahwa ALLOH-lah yang akan mengabulkan keinginan-keinginan kita, saya tidak menafikan itu. Tapi nasihat awalnya itu ntah mengapa mengganggu pikiran saya sampai saat ini.

Bagi saya, mimpi adalah sebuah tujuan yang harus dicapai bersama, berkolaborasi bersama untuk mencapainya. Bukan satu hal yang harus benar-benar dirahasiakan. Okay, saya akui memang kadang ada seseorang yang annoying yang mengganggu hidup Anda. Tapi? Tidak semua kan? Bahkan mungkin orang itu bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk bersama menggapai mimpi itu. Atau bahkan mengorbankan sedikit dari mimpinya untuk tujuan hidup Anda.

Salah seorang sahabat bahkan rela menghabiskan sebagian besar waktunya, untuk melayani kekasihnya Rasulullah saw, sekedar mengambilkan air wudhu bagi Rasulullah. Ia bahkan berharap bisa terus bersama Rasulullah, mencintai Rasulullah, bahkan sampai di surga kelak.

Ok, misalnya memang ada orang yang ga suka sama kita. Kemudian dia berniat berbuat buruk kepada kita. Hal itu pernah terjadi di salah satu keluarga saya. Ketika itu orang yang tidak suka itu kemudian berusaha mengirimkan guna-guna ke rumah keluarga saya itu. Alhasil, subhanalloh, guna-guna itu rontok di depan rumah dan muncul sebagai belatung. Biasanya belatung ada di tempat sampah, tapi ini ada di bawah keran air yang nyata2 bersih dan ga ada lalatnya. Katanya sih memang guna-guna, wallohu’alam.

Apa yang bisa saya ambil? Ya akhirnya tanpa seizin ALLOH orang yang berniat buruk sama kita ga akan bisa ngapa2in ya ga? Buat apa kita harus parno kalo misalnya ada berniat buruk sama kita. (oleh karena itu biasanya ada doa meminta perlindungan dari empat hal di akhir tahiyyat sebelum salam, salah satunya fitnah dunia)

Okay, buat saya itu sangat mengganggu. Kenapa? Karena memang orang-orang yang berpendapat demikian hidupnya akan sempit. Akan menganggap sebuah hubungan persaudaraan atau karib hanyalah sebatas pertemuan biasa. Ya akhirnya buat saya – orang yang berpikir demikian bahkan tidak pernah berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi orang lain karena sibuk dengan mimpinya.

Saya ingat cerita seseorang yang meminta tolong dari atas genting karena kebanjiran. Dia meminta bantuan kepada ALLOH untuk diselamatkan. Ketika ada tim penyelamat, dia bilang “ah tidak mau ikut! ALLOH akan menolong saya. ”. Padahal toh tim penolong itu sudah ada di depan matanya. Ya memang pada akhirnya mimpi-mimpi itu tidak akan pernah diwujudkan sendiri kan? Saya ingat bahkan seorang ikal pun (andrea hirata) ke Sorbonne tidak sendirian, tapi bersama seorang teman yang pernah berbagi mimpi dengannya bersama semasa SMA.

Saya menjadi ingat kata-kata Gede Prama. Seorang yang pengetahuan spiritalnya baik, bisa jadi pencapaian spritiual nya tidak baik. Padahal toh agama itu bukan hanya pengtahuan spiritual saja yang menjadi acuan, namun juga pencapaian spiritualnya. Yah, mungkin salah satu pencapaian spritial adalah bagaimana menganggap seseorang sebagai seseorang yang membantu Anda untuk mencapai mimpi-mimpi itu, apalagi ketika ia ikhlas mencinta karena Anda mencintaiNYA (hal ini salah satu bentuk kesempurnaan iman bukan?)

Ya pada akhirnya seorang yang lebih tua pun hanyalah manusia yang bisa salah. Hal-hal yang kurang tepat tidak akan kita ikuti, bukan begitu? Saya pernah mengatakan dengan baik tentunya – pada Ibu saya atas satu prinsip yang tidak berani saya lepas, dan saya berseberangan dengan beliau.

Yang mau dalil yang mau dalil. Just komen di bawah aja ya. Hahaha….. CMIIW, wallahu’alam.

8 komentar:

wafdanmusa mengatakan...

Setiap orang mungkin punya mimpi yg berbeda-beda.
Untuk mimpi yang sama dengan orang lain, ayo kita berkolaborasi.
Untuk mimpi yang berbeda, jangan dipaksakan.

Zulfikar hakim mengatakan...

gw menyoroti individualisme nya loh, bukan maasalah mimpi yang sama atau berbeda yang diraih bersama atau tidak.

fb mengatakan...

Dalilnya?

Anonim mengatakan...

iya.. kalo dulu pernah dengernya kalo punya mimpi share sama yang lain, supaya bisa di-amin-in..
kalo toh ada yang berniat jahat, ya biar aja, anggap itu jadi batu2 kerikil untuk mencapai mimpi itu.. hehe..

Zulfikar hakim mengatakan...

@Fauzan : dalil yang mana nih?
*lo ngerepotin gw aja ah* :P

Anonim mengatakan...

wah iya, kalo ibu saya bilang begini:
"bilang aja ke semua (kalo ingin apa-apa) biar didoain" :D

padahal kenyataannya beliau juga cukup individualis lho (soal karib=pertemuan biasa sepertinya sepaham)

mungkin karena ada pengalaman tertentu aja, jadi muncul ketidakpercayaan besar

Zulfikar hakim mengatakan...

@Xisara : hmmm, ya begitulah. Masalahnya aku pikir pengalaman itu bergantung pada dimensi waktu, tempat, sebab, watak pelaku, dan latar belakang ya. Baru akan terjadi lagi kalo tiga yang terakhir nyaris sama, dan itu jarang sekali

Anonim mengatakan...

sip brader,, semoga sukses ya mencapai impian,,

quotes nya bener juga yah,, tapi sapa tau ada kalanya ketika kita sharing impian, orang lain membantu kita mewujudkan mimpi2 kita,, hehe..