Tulisan ini didedikasikan terutama kepada saudara-saudara (konteks dinniyah) saya yang sedang terjatuh dan berusaha bangun namun terjatuh kembali karena kesendiriannya. Semoga tulisan ini dapat menggugah Anda.
Konon, seorang pria yang terdisorientasi karena masalah-masalahnya tidak kunjung selesai pada suatu titik akan terpuruk secara psikologis. Pria tersebut menjadi sangat bingung dan kadang melampiaskannya kepada orang lain. Dia tidak dapat menemukan jalan keluar bukan karena dia tidak mampu, namun suatu runtutan masalah yang merundungnya secara berturut-turut menjadikannya tidak mampu untuk melihat jalan keluar tersebut.
Nah, satu-satunya yang dibutuhkan oleh pria tersebut adalah sebuah semangat baru dalam hidupnya, yang salah satu sumbernya adalah dari sahabat-sabahatnya. Anda bisa melihat bagaimana sebuah kolaborasi dalam ikatan cinta dapat meningkatkan tujuan bersama sehingga hasilnya tidak lagi linier, dapat menyelesaikan jauh lebih banyak masalah dibandingkan sendirian, dan bagaimana sebuah cinta dapat menjadi jembatan untuk hal-hal tersebut.
Bagaimana kolaborasi dapat menyelesaikan kebanyakan masalah Anda.
Kasus pertama, suatu hari saya merasa bingung akan sebuah mata kuliah dari lab paling abstrak di informatika : Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi. (IRK). Mata kuliah tersebut adalah Strategi Algoritmik. Dosennya sangat saya cintai, karena inovasi dan kesediannya untuk berdiskusi secara terbuka. Namun ntah kenapa saya sangat tidak mengerti apa yang ia ajarkan.
Kemudian saya meminta salah seorang rekan saya untuk belajar bersama (walaupun akhirnya beliaulah yang mengajarkan banyak). Dan hasilnya, wow! Dalam kurang dari 5 jam saya telah mengerti seluruh materi untuk Ujian Akhir Semester (tapi pas UAS kok tetep kayaknya banyak yang salah yak? Pak Rinaldi, berapakah nilai saya.... :( ). Bayangkan jika saya harus belajar sendiri. Lama, dan belum tentu mengerti tentunya. Juga sebuah mata kuliah lain yang lebih killer, Algoritma dan Struktur Data. Semua konsep dasar diajari oleh rekan saya dari jurusan Elektro yang juga mengambil mata kuliah yang sama ketika itu.
Kasus kedua, adalah ceritanya Rasullullah Sollallohu’ alaihi wassalam di perang Khandaq. Seorang yang sangat ahli dalam peperangan, dengan strategi yang juga belum begitu dikenal di Arab Salman Al-Farisi, mengajukan usul untuk menggali parit di sekitar Madinah. Lihatlah bagaimana muslim ketika itu berkolaborasi dan hasil akhirnya sudahlah dapat ditebak (tentu saja Anda sudah mendapatkan pelajaran ini di mata pelajaran Agama Islam kan?)
Kasus ketiga, adalah ceritanya saya lagi. Suatu hari, saya menghadapi ujian kedua abstrak setelah Strategi Algoritmik : Sistem Basis Data. Saya melihat di kelas, ada geng (kasarnya geng, halusnya apa yak?) yang selalu duduk di depan, bersenda gurau bersama, namun tetap memperhatikan kuliah dengan baik. Usut punya usut, mereka seringkali belajar bersama di salah satu kosan rekan mereka. Banyak waktu mereka habiskan bersama sepertinya, untuk mendapatkan sebuah tujuan : hasil studi yang baik.
Saat ujian pun tiba. Hasilnya? Saking abstraknya, saya tidak dapat meraih bahkan 40% dari nilai maksinmal. Dan mereka? Dengan kolaborasi yang mereka lakukan? Nilai mereka homogen, sekitar 60-90% dari nilai maksimal (satu orang pencilan di antara mereka). Luar biasa bukan? Saya menaruh salut yang sangat tinggi atas kolaborasi yang mereka lakukan.
Nah, di atas adalah contoh bagaimana kolaborasi dapat menyelesaikan kebanyakan masalah-masalah mikro yang kita hadapi sekarang.
Tidak semua masalah Anda bisa diselesaikan sendiri.
Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri (seperti apa yang dikatakan Pak Imam, guru ekonomi SMP saya). Manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup
Untuk bisa mendapatkan uang, Anda membutuhkan seseorang untuk menggaji Anda (jika Anda bekerja) atau membeli produk jualan Anda (jika Anda berdagang). Anda tidak mungkin mendapatkan uang jika uang itu tidak mengalir dari orang yang berdampingan dengan Anda. Layaknya sebuah rezeki yang tidak mungkin datang begitu saja, tanpa adanya ikhtiar.
Nah, masalah yang Anda hadapi pun demikian. Tidak semua masalah yang Anda hadapi, akan dapat Anda pecahkan sendiri, layaknya mencari uang. Seringkali Anda terpuruk terlalu dalam menuju kesendirian, atau seringkali Anda terlalu lelah untuk melihat pintu-pintu solusi di sekitar Anda. ALLOH tentunya sudah menyediakan pintu solusi bagi setiap masalah yang Anda hadapi. Karena, IA tidak mungkin memberikan masalah kepada Anda di luar kemampuan Anda. Tapi, apakah Anda cukup cerdas untuk menemukan solusi tersebut? Apakah Anda tidak terlalu jatuh terpuruk dalam keputusasaan sehingga membutuhkan seseorang untuk membantu Anda bangkit?
Yak, Andalah yang harus membawa diri Anda – bersama seseorang yang berkolaborasi dengan Anda – menuju solusi tersebut. Tidak banyak orang yang berkolaborasi dengan Anda hanya untuk menyelesaikan masalah yang Anda miliki. Bahkan mungkin, semakin dewasa Anda dengan cobaan-cobaan yang yang ALLOh berikan kepada ANDA, semakin komplex permaslahan yang Anda hadapi.
Tapi yang jelas, jangan menunggu – dan hanya menunggu – masalah itu berlalu begitu saja. Masalah-masalah tersebut akan terakumulasi dan menyerang Anda suatu saat di puncak masalahnya. Kawan, masalah ada untuk diselesaikan, bukan untuk ditunggu lewat begitu saja.
Kembali ke mata kuliah saya di atas tadi, saya akan sangat sulit mengerti materi Strategi Algoritmik, jika saya tidak berkolaborasi dengan rekan saya untuk mengerti materi tersebut. Toh pada akhirnya kami saling mengoreksi apa yang salah dari konsep kami, dan apa yang kurang yang belum kami pelajari.
Kolaborasi merupakan 70% dari ikhtiar
Ketika Rasulullah diberikan sebuah masalah oleh ALLOH, betapa buruhknya keadaan kaun jahiliyyah ketika itu, Rasulullah tidak pernah menjadikannya masalah itu sebagai masalahnya sendiri. Beliau mulai sharing kepada istri beliau (dan istri beliau mendukung Rasul secara penuh – lagi-lagi berkolaborasi). Beliau mulai mencari orang-orang yang ingin memeluk Islam. Kemudian berkolaborasi dengan para Sahabat untuk meninggalkan Mekkah, dan kemudian berperang memerangi musuh-musuh ALLOH ketika itu. Semua itu dilakukan dengan sebuah proses ikhtiar yang tidak sendiri – lagi lagi kolaborasi. Bayangkan dakwahnya yang sangat singkat namun bisa melakukan perubahan yang sangat sangat besar kepada keadaan dunia di jazirah arab ketika itu, dan dunia pada saat ini.
Seorang Linnus Torvalds tidak akan pernah bisa menggratiskan perangkat lunak yang ketika itu harganya selangit, jika ia tidak berkolaborasi dengan orang-orang dari seluruh dunia untuk membantunya mengembangkan sistem operasi open source yang dikenal dengan sebutan Linux. Kini, linux menjadi salah satu pilihan dengan banyakanya software gratis yang didukung olehnya yang ada di seantero dunia maya.
Seorang Ikal (film Sang Pemimpi, terima kasih kepada Om Riri Riza yang memvisualisasikan novel Om Andrea Hirata dengan sangat baik) dan
Atau kita ambil yang paling simpel. Seorag Zulfikar Hakim tidak akan pernah mengerti kuliah Algoritma dan Struktur Data yang ia ambil, jika tidak ada seorang TKI (inisial sahabat yang membantu saya belajar mata kuliah ini) yang mengajarkan konsep dasar struktur data yang hanya dosen dan Tuhannya yang tau artinya (*hiperbol mode == ON*)
Sekedar kolaborasikah?
Prinsip Pak Gogol Baroto (guru Matematika SMA saya dulu, semoga beliau membaca tulisan ini) adalah “melakukan sesuatu yang baik dengan cara yang benar”. Atau prinsip verification pada SQA pembangunan perangkat lunak : membangun perangkat lunak dengan cara yang benar. Nah, kedua prinsip “benar” ini tentu juga harus ditetapkan dalam sebuah kegiatan kolaborasi. Berikut ini adalah tips tips dari saya bagaimana kolaborasi dapat memberikan sebuah hasil yang bisa mencapai fungsi eksponensial :
- Silahkan Anda tetapkan dengan metode apa Anda ingin berkolaborasi. Contoh sederhana, dalam contoh kasus 1 saya tersebut di atas saya dan rekan saya menetapkan bahwa kami harus mendalami konsep dulu, kemudian pengerjaan soal dilakukan bersama. Kalau bisa salah satu atau kedua dari kami sudah mengerjakan soal-soal latihan yang ada.
Semua permasalahan, tentu ada solusinya, ada mekanisme bagaimana kolaborasi dapat dilakukan.
- Kolaborasi bukanlah sekedar bekerja bersama. Kolaborasi membutuhkan cinta dan perasaan memiliki
Sebagai intermezzo, ntah kenapa setiap kali saya mengatakan cinta dan saling memiliki di kalangan para pria, saya diledekkin sebagai seorang yang “Homi”. Astaga.... Padahal cinta itu bukan hanya lawan jenis kan. Tidak salah sepertinya ketika mengalamatkan cinta kepada sesama jenis, walaupun tentu saja bentuknya berbeda. Tapi sepertinya peledekkan itu memang terjadi karena saya adalah orang yang rentan jadi korban bullying dah. Hahahaha....
Porsi bekerja bersama sebaiknya di atas 50% di luar pengerjaan yang dilakukan sendirian dari keseluruhan pengerjaan proyek atau tugas. Tujuannya banyak, tentu saja. Silahkan lihat pada tips-tips saya berikutnya.
- Melepas penat. Yak, sebuah joke – atau bahkan kegaringan – yang dilontarkan salah seorang di sela pengerjaan tentu saja akan mencairkan suasana yang sudah mulai butek. Keusilan ringan yang tentu saja jangan dianggap serius akan lebih mengistirahatkan otak dan lebih memperkuat hubungan kerja. Saya biasanya tidak pernah bisa lepas dari joke atau keusilan ringan (baca : mengusili orang) setiap 2 jam pekerjaan saya.
- Saling mendukung. Dukungan yang tepat selalu adalah dukungan minimal voice (telepon). Namun demikian, tentu saja tidak mungkin pekerjaan bisa sepenuhnya dikordinir lewat telepon, apalagi telepon untuk memberikan motivasi, gyah, makin dikira “Homi” lagi ntar. Jadi? Tatap muka selalu menjadi solusi terbaik.
- Mencegah keputusasaan. Ketika seorang terjatuh (metamorf : dalam arti psikologis), akan lebih baik bagi kita untuk memapahnya bangkit ketika ia berada di samping kita bukan?
- Brainstorming dan pemecahan masalah yang efektif. Semua proses pemecahan masalah yang besar, tidak cukup hanya dengan chatting atau SMS. Menatap lawan bicara akan lebih memahami mereka apa sebenarnya masalah yang sedang ia hadapi atau dihadapi bersama.
Jadi, tentu saja bukan sekedar kumpul tanpa makna, tapi toh banyak yang bisa kita dapatkan dari sekedar duduk bekerja bersama. Siapa tahu Anda dapat informasi kerja baru? Atau bahkan istri baru!!! (aduh, ngelantur lagi.....). Tapi memang, hampir 80% opportunity yang saya dapatkan atau informasi-informasi berharga lainnya didapatkan hanya dari bekerja bersama rekan-rekan lain dalam sebuah tugas atau proyek, atau sekedar berkumpul tanpa tujuan (kongkow).
Yang pasti, sebuah kolaborasi yang baik akan memberikan hasil yang jauh jauh lebih baik daripada sesuatu yang dikerjakan sendiri. Entah itu menghafal, mempelajari algoritma (yang bikin lieur), menggapai karir, mengatasi kepenatan dalam perkuliahan, saling mendukung dan menopang ketika down masalah-masalah personal dalam hidup.
Yang jelas, jangan jadikan masalah Anda menjadi bagian privat Anda namun juga jangan jadikan masalah Anda menjadi bagian publik dari diri Anda. Bisa jadi, masalah Anda diselesaikan dengan perantara atau oleh seorang sahabat yang sedang menanti Anda untuk mengulurkan tangan Anda menggapai solusi yang ia tawarkan. Atau bisa jadi, seorang yang berniat buruk kepada Anda memanfaatkan masalah Anda untuk menjatuhkan Anda. Tapi yang jelas, seorang muslim yang mencintai saudaranya karena ALLOh, tidak akan pernah menjatuhkan saudaranya dalam masalah-masalah yang sedang ia hadapi.
Pastinya, sebuah masalah akan lebih cepat terselesaikan, sebuah progress akan membentuk grafik yang eksponensial, orang-orang yang lagi bete akan lebih cepat terhibur, melalui sebuah Cinta dan Kolaborasi.
1 komentar:
Kita tak mungkin pandai untuk semua bidang, pasti setiap manusia ada kekuatan dan kelemahannya. Justru karena itu, kita harus belajar secara team work, karena ini nanti juga berguna dalam pekerjaan.
Syukurlah saya dulu kost di rumah dosen...garasinya terdapat meja besar yang dapat digunakan untuk belajar kelompok. Dan kami bisa berlatih bersama, kalau tetap kewalahan, mengundang senior atau asisten dosen....dan karena geng nya banyak cewek...apalagi jika sang asisten sedang menaksir salah satu teman...wooi asyik pasti dia bersedia mengajarkan kami sampai tuntas.
Posting Komentar